Seperti nama yang ia usung, Gravity Rush 2 merupakan sekuel dari Gravity Rush pertama. Cerita dimulai dari akhir cerita dari seri pertama, dimana Kat dan sang sahabat, Syd dan Raven berakhir terlempar dalam sebuah pusaran badai gravitasi raksasa yang begitu kuat. Ending yang begitu menggantung tersebut menjadi awal dari cerita untuk Gravity Rush 2. Kat dan Syd ternyata terbangun di sebuah desa penambang bernama Banga yang mata pencahariannya, seperti namanya, menambang beragam mineral di dalam pusat badai gravitasi tersebut. Dari seorang pahlawan yang berhasil menyelamatkan sebuah kota dari ancaman besar, Kat dan Syd kini harus bekerja menyambung hidup.
Ada satu hal yang unik dari pendekatan yang dilakukan Sony Jepang dengan cerita Gravity Rush 2 ini. Alih-alih seperti sebuah game action pada umumnya yang didasarkan pada satu garis cerita utama, dari awal hingga akhir, ia diperlakukan seperti sebuah film lepas / anime yang plot utamanya terbagi atas beberapa ARC. Tiap ARC akan punya tema cerita, karakter antagonis, dan konklusi yang berbeda pula. Menariknya lagi? Seperti halnya anime, progress tiap ARC sepertinya menawarkan kepada Anda musuh-musuh yang jauh lebih berbahaya dan mengancam seperti sebelumnya, layaknya tipe Shonen seperti Dragon Ball atau Bleach misalnya. Yang kemudian berkontribusi pada kemampuan Kat dan Raven yang juga semakin menguat.
Dari sebuah “desa” penambang yang melayang di angkasa, menuju kota dengan masalah segregrasi sosial yang menyedihkan, berangkat ke kampung halaman yang kini tak lagi terasa seperti “rumah”, hingga masalah terakhir yang akan menentukan apakah dunia Kat dan Raven akan tetap eksis atau tidak. Dengan pembagian beragam Arc cerita seperti ini, Gravity Rush 2 memang terasa berbeda dan menyegarkan. Namun di sisi lain, membuat sisi plotnya berakhir tak sesignifikan itu untuk diperhatikan dan dinikmati. Jika Anda termasuk gamer yang menilai kualitas “menggemaskan” suatu karakter dari sisi visual, Gravity Rush 2 juga menyediakan kesempatan bagi Kat untuk melakukan cosplay dengan beragam kostum unik yang bisa dikenakan untuknya. Dari pakaian latex kucing, siswi, seorang Battle Nurse (benar sekali, suster yang bisa bertarung), hingga Maid dan penjaga franchise makanan sekalipun. Walaupun tak memberikan tambahan status apapun, ini akan membantu Anda mendapatkan pengalaman bermain yang lebih menyegarkan. Serunya lagi? Gravity Rush 2 juga membekali Anda dengan beragam emoticon yang bisa dieksekusi oleh Kat dengan beragam tingkat “menggemaskan”, dari sekedar suara kucing hingga menikmati sate daging favoritnya. Sony seperti mengerti cara untuk membuat Anda tak bisa berpaling dari sosok Kat dalam waktu dekat.
Untuk urusan presentasi di atas permukaan, seperti sekedar visual dan karakter utamanya sendiri, Gravity Rush 2 akan membuat Anda jatuh hati sejak pandangan pertama. Berita baiknya? Eksekusi di sisi gameplay-nya sendiri cukup menarik dan memuaskan di saat yang sama.
Dari namanya sendiri saja, Anda sepertinya sudah bisa menebak apa yang menjadi fokus gameplay sebuah “Gravity Rush 2”? Benar sekali, gravitasi. Seperti halnya seri pertamanya, Kat punya kemampuan untuk mengendalikan dan mengubah titik utama gravitasi yang ia inginkan. Jadi tak seperti manusia seperti kita yang selalu menunjuk bawah ke arah yang sama, Kat punya kemampuan untuk mengubah kata “bawah” tersebut ke titik manapun yang ia inginkan. Jika ia memilih langit sebagai pusat gravitasi, maka ia akan “jatuh” ke barisan awan, yang di mata kita, terlihat seperti terbang cepat menuju ke angkasa. Jika ia memilih pusat gravitasi tersebut di dinding terdekat, maka ia bisa menempel di dinding. Anda mengerti konsepnya. Namun tentu saja, setiap kali manipulasi gravitasi tersebut terjadi, ada bar resource yang akan secara perlahan akan habis.
Dari sisi gameplay, Gravity Rush 2 sebenarnya tak banyak berbeda. Dengan kemampuan mengendalikan gravitasi ini, Anda bisa bergerak bebas dalam skema open-world yang unik. Bahwa tak hanya bisa mengeksplorasi setiap kota dari satu sisi saja, tetapi juga dari sisi sebaliknya jika Anda inginkan. Dengannya juga, Kat bisa terbang, berselancar cepat dengan menggunakan Gravity Slide, hingga mengangkat dan melemparkan barang dalam satu radius tertentu yang ia inginkan. Untuk urusan terakhir ini, ketika bertarung, Anda bisa menggunakannya sebagai sumber serangan proyektil jika dibutuhkan.
Kat memang akan bertemu dengan banyak musuh di perjalanannya, dari sekedar manusia, mecha yang terlihat futuristik, hingga sebuah monster hitam bernama Nevi yang terus mengganggu kedamaian kota tanpa asal-usul yang jelas. Dan tentu saja, di beberapa titik, Anda harus berhadapan dengan para boss yang hadir dengan ukuran lebih besar dan tingkat kesulitan lebih kompleks untuk bisa dikalahkan. Kat sendiri punya kemampuan bertarung tangan kosong atau menggunakan tendangan terbang menggunakan gravitasi untuk beradaptasi dengan situasi dan varian musuh yang lain. Anda akan punya banyak opsi dan cara untuk menundukkan musuh yang ada, walaupun kami sendiri, lebih berakhir jatuh memilih serangan proyektil untuk menyelesaikan sebagian besar masalah tersebut.
Sisanya? Eksplorasi dengan menggunakan kemampuan gravitasi Anda. Ada begitu banyak mineral berwarna pink bertebaran di kota-kota yang Anda singgahi sebagai resource untuk memperkuat Kat itu sendiri layaknya sebuah game RPG. Terbagi ke dalam beberapa kategori, Anda bisa membuat Kat memiliki serangan fisik lebih kuat, tendangan gravitasi lebih efektif, kemampuan untuk mengangkat benda sebagai proyektil lebih banyak, hingga serangan spesial yang lebih efektif. Untuk urusan terakhir ini, Anda bisa menggunakannya ketika bar power Anda terisi penuh. Bergantung pada style yang Anda pilih, serangan spesial berdurasi pendek ini akan mampu melemparkan damage signifikan dalam waktu dekat.
Maka jika sekedar menilik dari sisi gameplay saja, kehadiran dua style – Lunar dan Jupiter menjadi inovasi yang ditawarkan oleh Sony Japan untuk Gravity Rush 2. Berita baiknya? Mereka juga menyempurnakan beberapa hal lainnya yang sempat jadi keluhan di seri pertama, seperti sistem kamera misalnya. Walaupun belum bisa dibilang sudah berjalan dengan semestinya, namun keluhan soal kamera yang seringkali berakhir tak responsif ketika Anda berganti titik gravitasi jarang Anda temukan di seri kedua yang lebih intuitif ini. Sayangnya di beberapa titik, terutama ketika Anda berganti gravitasi di ruang sempit atau ketika butuh melakukannya dengan cepat saat bertarung dengan musuh berukuran kolosal, masalah klasik ini masih akan Anda temui. Namun setidaknya, tak lagi sesering seri pertamanya.
Terasa familiar dan dekat dengan seri pertamanya, namun tetap menyuntikkan beberapa mekanik baru dan penyempurnaan di sisi teknikal lainnya, Gravity Rush 2 berakhir menjadi sebuah seri sekuel yang memang seharusnya dan sepantasnya.
0 komentar:
Posting Komentar