Rabu, 22 Februari 2017

Review Yakuza Zero

Berbeda dengan sebagian besar seri Yakuza dimana Kazuma Kiryu – sang Yakuza dari Keluarga Kazuma yang berdiri di bawah bendera raksasa Klan Tojo menjadi karakter utama, Yakuza 0 merangkai kisah para “berandal” keren ini dari dua kacamata yang berbeda. Pertama dari sosok Kiryu dan yang kedua, dari sosok sang kompetitor utama – Goro Majima. Keduanya beraksi untuk menyelesaikan konflik pribadi masing-masing yang ternyata, punya benang merah satu sama lain. Dengan nama “0” yang ia usung, Yakuza 0 memang diposisikan sebagai sebuah cerita prekuel dari semua cerita Yakuza selama ini. Kiryu dan Majima masih muda di tahun 1988.

Dari Kiryu, kisahnya berpusat pada usaha untuk membuktikan bahwa dirinya tak bersalah. Dituduh membunuh seorang sipil, yang dianggap memalukan nama Tojo Clan, Kiryu kemudian diminta untuk menyerahkan diri pada polisi. Namun tak ingin menyerah begitu saja, Kiryu lebih memilih untuk keluar dari keluarga Kazuma untuk mencari tahu siapa yang berdiri di belakang semua tuduhan tersebut. Investigasi yang kian jauh tiba-tiba membawanya masuk ke dalam sebuah konspirasi tingkat tinggi yang melibatkan satu petak tanah kecil bernama “Empty Lot”. Wilayah yang bernilai miliaran Yen tersebut dicurigai menjadi alasan di balik semua kesulitan yang harus ia hadapi. Dan tiba-tiba, Kiryu bertemu dengan satu pihak yang sepertinya berdiri di belakangnya – sebuah perusahaan real-estate bernama Tachibana yang misterius.

Sementara dari kacamata Goro Majima, hidupnya sebagai seorang ex-Yakuza yang berusaha kembali masuk ke dalam lingkaran hitam tersebut membuatnya harus menjalani hidup sebagai seorang Manager klub Kabaret untuk “menebus dosa” pada klan-nya sendiri. Solusi untuk kembali itu pun datang dengan satu misi besar yang belum pernah ia jalani sebelumnya – membunuh seseorang bernama Makoto, yang ternyata berakhir menjadi seorang wanita buta. Tak tega untuk menghabisinya, Goro pun lebih memilih untuk melindungi wanita yang entah karena alasan apa, menjadi target dari begitu banyak kelompok Yakuza ini. Goro pun mulai harus melawan balik, sekaligus mencari tahu siapa saja yang bisa ia anggap sebagai teman, dan siapa saja yang akan berakhir mencelakakan Makoto. Dengan dua setting terpisah, Kamurocho untuk Kiryu dan Soutenbori, Osaka untuk Goro, konflik keduanya ternyata punya satu benang merah yang sama. Pelan tapi pasti, seperti sebuah magnet yang menarik besi mendekat, nasib kedua Yakuza terhebat ini pun harus bersinggungan satu sama lain.


Daya tarik Yakuza 0 tidak hanya mengakar pada gameplay yang akan kita bicarakan di sesi selanjutnya, tetapi juga lewat presentasinya yang pantas untuk diacungi jempol. Walaupun secara rata-rata, visualnya tak bisa dibilang memesona, terutama dari ragam tekstur resolusi rendah yang masih terlihat di lingkungan ataupun karakter NPC non-signifikan yang Anda temui di Kamurocho atau Soutenbori, atmosfer yang dibangun Yakuza 0 boleh dibilang sebagai salah satu yang terbaik. SEGA tak setengah hati untuk membawa Anda masuk ke dalam dunia kriminal bawah tanah Jepang, membuat memahami daya tariknya, dan membuat Anda mengerti, mengapa ia tak pernah didesain untuk Anda yang tak punya kemampuan dan keberanian sama sekali.

Dari sisi visual, terlepas dari yang kami bicarakan tadi, detail wajah yang memesona disuntikkan SEGA untuk semua karakter yang memang punya andil besar dalam cerita. Bahkan, jika Anda cukup familiar dengan drama atau acara variety Jepang, Anda mungkin akan mengenal beberapa wajah aktor yang menjadi inspirasi dari setiap karakter ini, terlepas apakah Anda mengenal nama mereka atau tidak.

Kemiripan jelas dengan detail hingga sampai ke pori-pori ini bahkan diperkuat dengan animasi gerak wajah yang juga cukup ekspresif untuk mengkomunikasikan emosi tiap karakter dengan cukup efektif. Menggeram, berteriak, sedih, melamun, atau sekedar bingung, Anda bisa menangkapnya dengan jelas. Satu pilihan terbaik yang diimplementasikan SEGA di seri ini? Membuat proses port ini sekedar subtitle dengan bahasa Jepang sebagai voice acts yang tetap dipertahankan. Kami sendiri tak bisa membayangkan betapa tak cocok dan akan kehilangan daya tariknya game ini jika proses dub Inggris dipaksakan, misalnya.

Namun satu yang berhasil dieksekusi dari sisi presentasi ini dengan manis adalah fakta bahwa SEGA tak menahan diri untuk memastikan bahwa game ini memang ditujukan untuk mereka yang sudah dewasa. Bahwa hampir mustahil bagi sebuah kisah yang membuat Anda menyelami tindak tanduk para kriminal dengan konten yang setengah hati. Anda akan bertemu dengan aksi-aksi brutal seperti penggunaan senjata api, scene dimana sebuah palu raksasa digunakan untuk proses interogasi, hingga yang lebih “nakal” seperti tingkah laku seorang tamu yang tengah mabuk, memainkan payudara seorang hostess yang tentu saja, tak etis bahkan untuk bisnis malam seperti ini. Kebijakan SEGA untuk tak menahan diri membuat atmosfer Yakuza 0 terbangun luar biasa. Sementara dari desain open-world-nya, Anda juga bisa melihat aktivitas para NPC yang berbeda di saat siang dan malam, yang juga mendukung hal tersebut.

Dari sisi presentasi, Yakuza 0 bisa dibilang nyaris sempurna. Memang, animasi gerak yang masih terhitung kaku dan lingkungan yang terlihat masih didukung dengan resolusi rendah sedikit mencederai hal tersebut. Namun soal atmosfer, Yakuza 0 merepresentasikan dunia kriminal bawah tanah Jepang dan orang-orang “berbahaya” di dalamnya dengan baik. Dari sisi cerita, Yakuza 0 adalah sebuah game yang super serius.

Kata yang terbaik untuk menjelaskan dunia Yakuza 0, baik Kamurocho ataupun Soutenbori adalah “semi open-world” dan bukan open-world sebenarnya. Karena jika kita menyebutnya sebagai sebuah game open-world, maka sebagian besar dari Anda mungkin akan langsung membayangkan dunia sebesar GTA V atau Just Cuase 3 dimana Anda akan disuguhi sebuah area luas dengan kesempatan untuk bersenang-senang kendaraan dan sejenisnya. Kamurocho dan Soutenbori punya skala wilayah yang jauh lebih kecil, tetapi tetap memungkinkan Kiryu dan Goro mengeksplorasinya sejak menit pertama. Tak ada kesempatan menggunakan kendaraan untuk berkendara dan sejenisnya, dimana kaki akan jadi alat transportasi terbaik. Lagipula, dengan ukuran sekecil ini, tak ada kebutuhan untuk itu.

Maka seperti halnya sebuah game open-world, Anda akan disuguhi dengan satu misi utama setiap chapter yang akan membawa Anda masuk ke dalam plot Yakuza 0 yang super serius. Untuk mengisi waktu luang, ada puluhan misi sampingan yang bisa Anda selesaikan di sana. Namun tak seperti game open-world lain yang biasanya akan langsung melemparkan misi-misi tersebut dalam bentuk ikon yang bisa Anda akses dari peta, Anda harus mencari misi-misi sampingan ini sendiri. Anda harus mengelilingi kota dan mencari kira-kira kejadian apa yang unik yang tengah terjadi, berbicara dengan pihak terkait, dan memicunya. Tak hanya unik saja, beberapa misi sampingan ini biasanya akan menghadiahi Anda dengan ragam item dan equipment yang dibutuhkan untuk bisa bertarung lebih hebat.

Karena sejatinya, Yakuza 0 adalah sebuah game yang mengandalkan kekerasan sebagai solusi untuk hampir semua masalah. Selama eksplorasi, tak jarang Anda bertemu dengan sekelompok bedebah yang berusaha memalak Anda atau sekedar menemukan sipil lain yang harus mengalami tindak kekerasan dari mereka. Seperti yang terjadi di hampir semua misi utama pula, tinju dan tendangan akan menjadi “penyelamat”. Baik Kiryu ataupun Goro, masing-masing akan diperkuat dengan empat jenis gaya bertarung yang berbeda. Kiryu misalnya punya stance yang membuatnya bergerak layaknya seorang petinju, dengan jab dan kemampuan menghindar sebagai fokus. Sementara Goro punya gaya bertarung dimana ia bisa menggunakan bat baseball sebagai senjata tanpa batasan. Kombo bisa diakhiri dengan serangan pemungkas mematikan yang bergantung pada bar power Anda. Akses ke serangan pemungkas yang bisa mengakhiri pertempuran secara instan atau menghasilkan damage super besar ini akan bergantung pada kondisi musuh, letak objek terdekat, hingga syarat spesifik sebelum bisa dipicu.

Sisanya, adalah memastikan Anda punya uang cukup untuk memperkuat diri Anda sendiri. Karena percaya atau tidak, uang adalah resource paling signifikan dan utama di Yakuza 0. Ia bisa digunakan untuk membeli beragam item dan equipment yang Anda butuhkan, sekedar mengunjungi restoran untuk memulihkan HP, hingga terlibat dalam ragam aktivitas menyenangkan yang juga butuh elemen yang satu ini. Namun yang menarik adalah fakta bahwa Yakuza 0 juga memosisikan uang ini tak ubahnya “experience points”. Bahwa untuk memperkuat kemampuan tarung Kiryu dan Goro di setiap Stance yang ada, Anda butuh sejumlah uang untuk melakukannya. Dan maksud kami “sejumlah” ini adalah benar-benar banyak seiring dengan lebih banyak skill yang berhasil Anda buka.
Maka fokus pun terkadang berganti. Uang menjadi reward yang pantas untuk mengejar beberapa hal beresiko, seperti misalnya menghajar setiap berandal yang Anda temui untuk uang instan, atau melawan salah satu Boss keren yang selalu berpatroli di Kamurocho dan Soutenbori bernama “Mr. Shakedown” yang terkadang bisa membawa puluhan hingga ratusan juta Yen di kantongnya. Namun yang menarik, ia juga menjadi basis untuk sebuah meta-game untuk membantu Anda mendapatkan uang yang dibutuhkan ini dengan jauh lebih cepat.
Meta-game ini kerennya lagi, didesain berbeda untuk Kiryu dan Goro. Untuk memastikan Anda punya fasilitas untuk mengumpulkan uang yang cukup untuk memperkuat keduanya, Yakuza 0 menyuntikkan satu elemen permainan yang mungkin bisa Anda kategorikan sebagai “misi-sampingan” yang paling esensial dan paling adiktif.

Untuk Kiryu, Anda akan diminta untuk berperan sebagai boss perusahaan real-estate yang berusaha memaksimalkan potensi keuangan Kamurocho. Mengumpulkan uang, membeli tempat, melemparkan investasi untuknya, menugaskan manager dan petugas keamanan untuk memastikannya berjalan lancar, dan akhirnya menuai keuntungan di akhir. Sementara di sisi Goro, Anda akan diminta untuk menjalankan sebuah club hostess yang bahkan, lebih interaktif. Anda tak hanya harus memastikan berhasil melayani tamu sesuai dengan preferensi mereka, Anda juga harus mencari hostess-hostess yang menarik untuk direkrut dan efektif untuk menjalankan tugas tersebut, mendandani mereka, hingga memastikan mereka dilatih untuk merespon pertanyaan tamu dengan baik. Keduanya akan jadi kunci utama untuk mendapatkan miliaran Yen dalam waktu cepat untuk memperkuat aksi Anda ketika bertarung.
Dan sisanya, jika tertarik, adalah menyelesaikan misi tantangan yang muncul dalam bentuk daftar yang akan menghadiahi Anda dengan sebuah resource lain bernama “CP” aka “Completion Points” setiap kali Anda berhasil memenuhi syarat-syarat ini. CP bisa Anda gunakan di Shrine terdekat untuk sebuah proses membeli keuntungan tertentu, yang tak ubahnya sebuah buff permanen. Anda bisa membuat musuh menjatuhkan uang lebih banyak, membuat Mr. Shakedown jadi lebih jarang berpatroli (yang notabene sulit dikalahkan di level-level awal), hingga membuat bisnis Anda berjalan lebih lancar.

Maka dari esensi gameplay, ia tak banyak berbeda dengan seri Yakuza yang selama ini Anda kenal. Anda kini diperkuat dengan beragam gaya bertarung yang sayangnya, tak selalu berakhir punya keuntungan strategis tertentu. Kami sendiri menyelesaikan game ini dengan Kiryu ataupun Goro dengan frekuensi mengganti gaya yang bisa dibilang minim. Selama Anda punya satu gaya yang sudah diperkuat secara optimal, ia akan bisa digunakan secara efektif untuk menghajar musuh yang datang ke Anda, terlepas dari ragam varian penjahat dari yang lebih bulky dan tanky, yang cepat, hingga yang menggunakan senjata api sekalipun. Satu yang ditangani SEGA dengan cukup baik pula adalah kehadiran beberapa pertarungan boss di ragam sesi yang tak hanya sekedar memuat musuh yang lebih kuat begitu saja, tetapi juga memiliki gaya bertarung, serangan, dan strategi yang tak biasa Anda temukan di musuh-musuh biasa. Apalagi, terkadang ia memuat sesi QTE singkat dengan animasi yang keren.

Dari semua game open-world yang pernah kami cicipi, Yakuza 0 adalah salah satu game open-world dengan cerita yang fantastis, tetapi juga gelap dan berat. Bahwa kisah keduanya – Kiryu dan Goro membuat mereka masuk ke dalam pusaran konflik yang akan menguji dedikasi dan komitmen mereka pada apa yang mereka anggap terpenting dalam hidup mereka sendiri-sendiri. Kematian, pengorbanan, kekerasan yang tak pernah Anda perkirakan sebelumnya, dan pertarungan epik atas nama kehormatan akan jadi tema yang terus Anda temukan di sini. SEGA benar-benar membuat game ini menyebar aroma dewasa kentara. Seberapa dewasa? Kita berbicara soal latar belakang cerita salah satu karakter wanita yang diceritakan sempat dijual dan disiksa sebagai soerang imgran gelap, dikurung di dalam kerangkeng, telanjang, dan terus menderita kekerasan seksual berulang hingga ia akhirnya dibebaskan. Segelap itu.

Walaupun demikian, bukan berarti Yakuza 0 berakhir jadi sebuah game open-world yang sulit untuk dinikmati atas nama “bersenang-senang”. Karena seolah bertemu dengan dua kutub yang begitu kontras, hampir semua misi sampingan dan ragam aktivitas yang bisa Anda lakukan di Yakuza 0 justru berakhir menghadirkan atmosfer yang lebih menyenangkan dan riang. Kita tak sekedar berbicara soal kesempatan bermain mahjong, bowling, atau menguji skill Anda di baseball saja. Tetapi juga lewat struktur misi sampingan yang seringkali berakhir jadi kisah konyol yang mengundang tawa, hingga ragam aktivitas lain yang justru seolah mengembalikan kembali masa muda dan kanak-kanak Anda.

Daya tarik misi sampingan Yakuza 0 adalah sesuatu yang tak akan bisa Anda dapatkan di game open-world barat, itu yang pasti. Bahwa Anda akan bertemu dengan ragam masalah unik dan aneh yang selama ini selalu diasosiasikan dengan “Jepang”. Seberapa aneh? Ada misi yang meminta Anda menyelidiki seorang siswi yang dicurigai terlibat prostitusi dan ternyata berakhir menjual celana dalam bekasnya, ada misi yang mengharuskan Anda mengajari cara beraksi BDSM yang baik dan benar pada salah satu pelakunya, misi yang berujung meminta bantuan Anda untuk menyelamatkan anak seorang ibu dari sebuah sekte sesat yang pemimpinnya penuh omong kosong. Belum cukup absurd? Anda juga sempat bertemu dengan salah satu petugas pemerintah yang mengajak Anda makan malam dan meminta pendapat Anda soal pajak. Benar sekali, pajak!

Maka seolah berseberangan dengan cerita utamanya yang begitu kelam, misi-misi sampingan Yakuza 0 justru terasa “Jepang banget” dengan konten absurd yang siap untuk membuat Anda tertawa terpingkal-pingkal dengan konten yang tak pernah Anda prediksi sebelumnya. Ragam aktivitas yang ada juga dipresentasikan dengan cara yang sama. Baik Kiryu ataupun Goro bisa terlibat dalam aktivitas seperti karaoke misalnya yang terkadang dihiasi dengan ragam scene dramatis yang membuatnya lebih keren, disko di lantai dansa dengan sistem permainan ritme dari SEGA yang pantas untuk diacungi jempol, hingga bertarung di track kecil Tamiya dengan lusinan modifikasi mobil yang bisa Anda eksekusi untuk menjadi yang terbaik. Atau Anda lebih senang dengan aktivitas yang lebih “zen” seperti memancing? Anda juga bisa melakukannya di sini. Atau jangan-jangan Anda lebih ingin menikmati game-game arcade klasik SEGA? Anda juga bisa mencicipinya.

Salah satu identitas seri Yakuza selama ini? Ia tak bisa memisahkan dirinya dari konten dewasa yang tentu saja “normal” mengingat identitas Anda sebagai seorang tokoh kriminal bawah tanah di salah satu area Jepang yang terkenal dengan kehidupan malamnya yang aktif. Namun tak lagi terperangkap dengan sekedar club hostess yang ternyata baru hendak jadi sebuah bisnis di tahun 1988, setting Yakuza 0 ini, SEGA membawanya ke lebih banyak area yang berbeda. Satu yang pasti, Anda yang mata keranjang (seperti kami) akan menikmati konten yang ditawarkan oleh SEGA yang satu ini, sekaligus berusaha memahami kira-kira seperti apa latar belakang kultural yang membuat bisnis-bisnis seperti ini sempat tumbuh di masa lalu.

Untuk mendukung hal ini, SEGA sendiri bekerja sama dengan artis-artis film dewasa Jepang yang berdiri di bawah Production House bernama Soft on Demand aka SOD untuknya. Beberapa artis yang mungkin familiar untuk Anda yang sering menyaksikan film ini di internet akan muncul dalam model karakter tiga dimensi yang berkontribusi pada misi cerita sampingan yang spesifik, lengkap dengan citra model wajahnya yang penuh detail walaupun beberapa berakhir tak mirip. Kerjasama tersebut juga muncul dalam bentuk kartu-kartu dari tiap JAV Idol dari SOD yang bertebaran di Kamurocho dan Soutenbori yang bisa Anda kumpulkan di dalam satu album spesifik. Berhenti di sana saja? Tentu saja tidak.

Tidak setengah hati untuk menggantikan fungsi klub hostess di seri lain yang tak cocok dengan timeline cerita Yakuza 0 itu sendiri, SEGA menyuntikkan beberapa konten dewasa yang lain. Ada pertarungan bawah tanah antara wanita-wanita dengan pakaian sensual yang kemudian disederhanakan menjadi pertarungan gunting-batu-kertas dimana Anda juga bisa melakukan taruhan uang dengannya. Pakaian super minim ini juga dibarengi dengan animasi pertarungan yang brutal jika Anda berakhir menggunakan pilihan yang jadi kekuatan utama tiap karakter ini.

Sisanya berujung pada konten dewasa yang sangat bisa Anda “mengerti” karena keterbatasan teknologi di tahun 1988 yang notabene, belum diperkuat dengan smartphone dan internet di kala itu. Untuk berkencan dengan wanita-wanita yang Anda harapkan memenuhi kriteria Anda, ada begitu banyak Warung Telepon yang didesain untuk memenuhi tugas tersebut. Telepon Anda akan langsung terhubung dengan suara lawan jenis di ujung, yang jika berhasil Anda “goda” dengan baik dan benar, membuka kesempatan untuk bertemu dan berkencan langsung di dunia nyata. Yakuza 0 menerjemahkan hal tersebut dengan sebuah mini-game shooter yang meminta Anda memilih serangkaian respon untuk menggoda si gadis di ujung telepon. Namun hati-hati, suara bisa berbohong, dan ada kesempatan Anda bertemu dengan wanita yang jauh dari apa yang Anda bayangkan selama ini.

Fitur yang lain adalah fakta bahwa Anda bisa mengunjungi toko video dewasa terdekat untuk menyaksikannya dan membereskan “urusan” Anda di sana. Di tahun 1988 dimana tak ada internet atau smartphone untuk mengakses konten tersebut secara cepat, konsumen hanya punya dua alternatif untuk menikmati film dewasa di kala itu – antara menyewa serta membawa VHS / Beta tersebut ke rumah dan menyaksikannya sendiri atau menontonnya langsung di toko video tersebut dengan bayaran tertentu. Tentu saja, tak ada ketelanjangan eksplisit di sini. Namun Anda bisa menyaksikan potongan video asli yang diambil oleh SEGA khusus untuk Yakuza 0 ini dengan beberapa artis dewasa ternama. Anda bisa membuka lebih banyak artis dan video ini jika Anda berhasil berinteraksi dengan model karakter tiga dimensi mereka lewat ragam misi sampingan yang ada.

Beragam konten dewasa Yakuza 0 ini tentu saja tak didesain untuk sekedar “memenuhi” mimpi mata keranjang para gamer saja, tetapi juga membuktikan komitmen SEGA untuk tidak melakukan kompromi dengan daya tarik sebuah seri Yakuza hanya atas nama rating dan potensi pasar yang bisa mereka raih. Sesuatu yang tentu saja, pantas untuk diacungi jempol.




0 komentar:

Posting Komentar